Spelling suggestions: "subject:"boarine sediment cores"" "subject:"cumarine sediment cores""
1 |
Microfossil Evidence for Recent and Past Changes to Hudson Bay OceanographyGriffiths, Julie 26 November 2010 (has links)
In 2005, box cores were collected throughout the Hudson Bay and Strait. A detailed micropaleontological data set has been generated from these cores for this study and is combined with geochemical and geochronological data to observe temporal and spatial oceanographic changes throughout the bay and strait. All of the cores show an increase in tintinnid species and agglutinated foraminifera, and coincident decreases in calcareous foraminifera in younger core sections. In general, these microfossil trends are correlated with higher organic matter content of the younger core sections. This results from a more extensive freshwater plume that causes lowered pH in the superficial sediments and conditions less favourable for the preservation of calcareous tests. Furthermore, with a 14C age constraint in one of the cores, the mid-Holocene depositional and paleoceanographic history is represented, and provides evidence of marine invasion by 7100 cal yrs BP.
|
2 |
Marine Geology and Holocene Paleoceanographyof the Southern Quark, Baltic Sea / Maringeologi och Holocen Paleoceanografi i Södra Kvarken, ÖstersjönWagner, Anton January 2022 (has links)
The Understen-Märket trench is located in the Southern Quark and is the only deep-water connection between the Baltic Propper and the Gulf of Bothnia. Bathymetric mapping reveals a number of eroded channels and drift deposits exists on the seafloor, indicating that the area is heavily affected by current activity. Bottom current behavior in the area is not thoroughly understood, but generally in the BalticBasin, there is southward flowing fresh surface waters compensated by denser northward-flowing more saline bottom waters. The dominant direction of flow for bottom waters in the Southern Quark is northward. Northward speeds often exceed the threshold required to erode fine material on the seafloor. Using geophysical data and marine sediment cores, this study shows that current eroded channels and drift deposits in the Understen-Märket trench were initially formed in the late Holocene between 3 – 4kyr BP, during the transition from the Littorina to the Post Littorina stages of the Baltic Sea. Application of the sortable silt (SS) proxy for current sorting show three distinct regimes that closely match the assigned lithologic units (LU) based on core descriptions. Downcore grain size analysis of three marine sediment cores reveals a gradual boundary to sandy sediments that caps two of the cores recovered from an eroded channel. The third core was recovered from the drift deposit which mostly consists of silt. The progressive coarsening suggests that the current activity has increased during the late Holocene. A simplified model is presented that shows how moderate (20-50 m) shallowing of the sill, which has occurred in response to isostatic rebound between 8 and 4 kyr BP, could have generated the higher current speeds seen today. However, this should be explored using more advanced paleo-circulation models.
|
3 |
The late holocene history of vegetation, climate, fire dynamics and human impacts in Java and Southern KalimantanPoliakova, Anastasia 24 September 2015 (has links)
(Bahasa Indonesia) Analisa yang terperinci mengenai lingkungan di masa lalu, iklim dan sejarah penggunaaan lahan di wilayah Indonesia sangat penting untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan manusia-lingkungan dan untuk mencegah ketidakpastian perkembangan wilayah tersebut di masa depan. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki keanekaragaman terbesar, dan pada saat yang bersamaan juga merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk terpadat di dunia. Seiring dengan sejarah, pengaruh dari aktivitas manusia pada suatu daerah menjadi semakin kuat. Penelitian ini dilakukan untuk mengakses peranan manusia terhadap perubahan lingkungan.
Penelitian kami difokuskan pada rekonstruksi pola vegetasi di masa lampau, perubahan lingkungan dan interaksi antara manusia dan lingkungan yang tercermin dalam sedimen laut di perairan Indonesia. Dua macam pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah: polen (serbuik sari), yang berasal dari darat dan diharapkan bisa memberikan informasi yang beragam tentang vegetasi dan dinamika penggunaan lahan, dan organic dinoflagelata yang berasal dari lingkungan laut dan merefleksikan perubahan parameter air secara kuantitatif (misal. SST, SSS) dan kualitatif (mis: kondisi tropic dilihat dari segi makro-elemen utama dan oksigen terlarut dalam air). Selain itu, arang mikro dipelajari untuk mendapatkan data mengenai sejarah kebakaran di wilayah tersebut dan untuk memperoleh data tambahan untuk interpretasi polen dan data dinoflagelata.
Penelitian dilakukan di dua situs sebagai perbandingan: pertama, di wilayah Jawa yang padat penduduk dengan sejarah panjang dari dampak aktivitas manusia yang menghasilkan lanskap pertanian yang luas, dan yang kedua, di wilayah Kalimantan Selatan dengan kepadatan penduduk yang tidak terlalu tinggi dan tidak banyak perubahan akibat pengaruh aktivitas manusia dan masih merupakan vegetasi alami.
Metode yang digunakan, palinologi laut memerlukan perhatian khusus dalam interpretasi data. Faktor pengendapan polen adalah sangat penting, terutama untuk daerah-daerah dengan pengaruh kuat dari angin dan arus laut seperti wilayah Indonesia dimana sistem iklim secara keseluruhan didorong sebagian oleh pergantian musim.
Untuk mendapatkan beberapa pemikiran mengenai transportasi sedimen di wilayah ini, kami mempelajari dan membahas secara rinci perbedaan jumlah polen yang dikumpulkan pada kondisi musim hujan yang berbeda serta selama waktu perpindahan musim. Subyek manuskrip pertama kami adalah kemelimpahan dan komposisi taksa modern polen dan spora yang didapat dari sedimen yang terakumulasi di Samudera India sebelah barat daya Jawa. Hasil yang diperoleh digunakan untuk interpretasi lebih lanjut dari fosil polen laut.
Sejarah intensifikasi penggunaan lahan dan perubahan vegetasi lebih dari 3500 tahun yang lalu yang diperoleh dari dinoflagelata dan kumpullan polen dari sedimen laut dipresentasikan dalam jurnal yang kedua. Studi ini didasarkan pada perbandingan dua core laut dari lepas Laut Jawa dekat Kalimantan Barat (Sungai Jelai) and bagian timur laut Jawa (Sungai/Bengavan Solo). Pada manuskrip yang ketiga, hasil ini diperbandingkan dengan sedimen core dari lepas pantai yang diambil dari bagian hulu sungai Pembuang. Studi ini membahas mengenai hasil analisa geokimia dan analisa dinoflagelata dalam cakupan paleoekologi dan paleoenvironment.
Manuskrip kelima membahas tentang keragaman polen dalam core sedimen laut dari wilayah Indonesia. Studi ini merangkum pengetahuan yang diperoleh selama meneliti core sedimen dari Laut Jawa dan dari studi perangkap sedimen di Samudera Hindia. Dalam bentuk atlas polen, kami memberikan hasil analisis secara rinci dari daftar taksa polen dan dilengkapi dengan foto mikro pada tingkat fokus yang berbeda. Hasil keseluruhan dari penelitian ini akan memberikan kontribusi pada pengetahuan tentang dinamika ekosistem dan sejarah alam di wilayah Indonesia dan dapat membantu investigasi paleoekologi dan paleo-iklim di masa depan secara lebih rinci.
|
Page generated in 0.0689 seconds