• Refine Query
  • Source
  • Publication year
  • to
  • Language
  • 3
  • Tagged with
  • 3
  • 3
  • 2
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • About
  • The Global ETD Search service is a free service for researchers to find electronic theses and dissertations. This service is provided by the Networked Digital Library of Theses and Dissertations.
    Our metadata is collected from universities around the world. If you manage a university/consortium/country archive and want to be added, details can be found on the NDLTD website.
1

Dinoflagellate cysts from the Upper Jurassic and Lower Cretaceous sedimentary rocks of Grassy Island, British Columbia, Canada

Bonnett, Clio J. M. 18 October 2011 (has links)
This is the first study of the Upper Jurassic and Lower Cretaceous dinoflagellate cysts of the Kyuquot Group on Grassy Island, British Columbia. Thirty nine dinoflagellate cyst taxa were identified in 85 samples collected from the Upper Tithonian Kapoose and Berriasian to Middle Valanginian One Tree formations. Cyst recovery, concentrations and diversity are relatively high in the samples from of the Kapoose Formation, whereas samples from One Tree Formation had poor dinoflagellate cyst recovery. Four dinoflagellate cyst zones were identified. Three cyst zones (Cometodinium habibii-Endoscrinium campanula-Oligosphaeridium sp.-Pareodinia spp.- Gonyaulacysta jurassica zone; Cyst Type P zone; and Circulodinium spp.-Cyst Type P zone) correspond to the Buchia columbiana zone from of the Kapoose Formation and the fourth cyst zone (Cyst Type D-Cyst Type Q-Circulodinium spp.-Gonyaulacysta spp. zone) is identified from the One Tree Formation, where four Buchia zones are recognised. The change in the ratio of marine to terrestrial palynomorphs indicates that the basin went through progressive shallowing and/or the shore came closer to the site of deposition beginning in the Upper Tithonian and continuous through to the Valanginian. The zones resemble established Siberian dinoflagellate cyst zones of the same age. This correlation suggests that the two regions were a part of the Boreal Realm during the interval. / Graduate
2

Late Quaternary climatic and oceanographic changes in the Northeast Pacific as recorded by dinoflagellate cysts from Guaymas Basin, Gulf of California (Mexico)

Price, Andrea Michelle 20 July 2012 (has links)
A high-resolution record of organic-walled dinoflagellate cyst production in Guaymas Basin, Gulf of California (Mexico) reveals a complex paleoceanographic history over the last ~40 ka. Guaymas Basin is an excellent location to perform high resolution studies of changes in Late Quaternary climate and paleo-productivity because it is characterized by high primary productivity, high sedimentation rates, and low oxygen bottom waters. These factors contribute to the deposition and preservation of laminated sediments throughout large portions of the core MD02-2515. In this study we document dinoflagellate cyst production at a centennial to millennial scale throughout the Late Quaternary. Based on the cyst assemblages three major dinoflagellate cyst zones, with seven subzones were established. The most dominant dinoflagellate cyst taxa found throughout the core were Brigantedinium spp. and Operculodinium centrocarpum. Dansgaard-Oeschger events 5-8 are inferred in the dinoflagellate cyst records on the basis of increases in warm taxa, such as Spiniferites pachydermus. Preceding and during the Last Glacial Maximum cysts of Polykrikos cf. kofoidii increase in abundance, responding to oceanographic changes in the Gulf of California perhaps caused by a regression in sea-level. Other intervals of interest are the Younger Dryas where cooler conditions are not recorded, and the Holocene which is characterized by the consistent presence of warm water species Stelladinium reidii, Tuberculodinidum vancampoae, Bitectatodinium spongium and an increase in Quinquecuspis concreta. Changes in cyst assemblages, concentrations and species diversity, along with geochemical data reflect major millennial scale climatic and oceanographic changes. / Graduate
3

The late holocene history of vegetation, climate, fire dynamics and human impacts in Java and Southern Kalimantan

Poliakova, Anastasia 24 September 2015 (has links)
(Bahasa Indonesia) Analisa yang terperinci mengenai lingkungan di masa lalu, iklim dan sejarah penggunaaan lahan di wilayah Indonesia sangat penting untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan manusia-lingkungan dan untuk mencegah ketidakpastian perkembangan wilayah tersebut di masa depan. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki keanekaragaman terbesar, dan pada saat yang bersamaan juga merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk terpadat di dunia. Seiring dengan sejarah, pengaruh dari aktivitas manusia pada suatu daerah menjadi semakin kuat. Penelitian ini dilakukan untuk mengakses peranan manusia terhadap perubahan lingkungan. Penelitian kami difokuskan pada rekonstruksi pola vegetasi di masa lampau, perubahan lingkungan dan interaksi antara manusia dan lingkungan yang tercermin dalam sedimen laut di perairan Indonesia. Dua macam pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah: polen (serbuik sari), yang berasal dari darat dan diharapkan bisa memberikan informasi yang beragam tentang vegetasi dan dinamika penggunaan lahan, dan organic dinoflagelata yang berasal dari lingkungan laut dan merefleksikan perubahan parameter air secara kuantitatif (misal. SST, SSS) dan kualitatif (mis: kondisi tropic dilihat dari segi makro-elemen utama dan oksigen terlarut dalam air). Selain itu, arang mikro dipelajari untuk mendapatkan data mengenai sejarah kebakaran di wilayah tersebut dan untuk memperoleh data tambahan untuk interpretasi polen dan data dinoflagelata. Penelitian dilakukan di dua situs sebagai perbandingan: pertama, di wilayah Jawa yang padat penduduk dengan sejarah panjang dari dampak aktivitas manusia yang menghasilkan lanskap pertanian yang luas, dan yang kedua, di wilayah Kalimantan Selatan dengan kepadatan penduduk yang tidak terlalu tinggi dan tidak banyak perubahan akibat pengaruh aktivitas manusia dan masih merupakan vegetasi alami. Metode yang digunakan, palinologi laut memerlukan perhatian khusus dalam interpretasi data. Faktor pengendapan polen adalah sangat penting, terutama untuk daerah-daerah dengan pengaruh kuat dari angin dan arus laut seperti wilayah Indonesia dimana sistem iklim secara keseluruhan didorong sebagian oleh pergantian musim. Untuk mendapatkan beberapa pemikiran mengenai transportasi sedimen di wilayah ini, kami mempelajari dan membahas secara rinci perbedaan jumlah polen yang dikumpulkan pada kondisi musim hujan yang berbeda serta selama waktu perpindahan musim. Subyek manuskrip pertama kami adalah kemelimpahan dan komposisi taksa modern polen dan spora yang didapat dari sedimen yang terakumulasi di Samudera India sebelah barat daya Jawa. Hasil yang diperoleh digunakan untuk interpretasi lebih lanjut dari fosil polen laut. Sejarah intensifikasi penggunaan lahan dan perubahan vegetasi lebih dari 3500 tahun yang lalu yang diperoleh dari dinoflagelata dan kumpullan polen dari sedimen laut dipresentasikan dalam jurnal yang kedua. Studi ini didasarkan pada perbandingan dua core laut dari lepas Laut Jawa dekat Kalimantan Barat (Sungai Jelai) and bagian timur laut Jawa (Sungai/Bengavan Solo). Pada manuskrip yang ketiga, hasil ini diperbandingkan dengan sedimen core dari lepas pantai yang diambil dari bagian hulu sungai Pembuang. Studi ini membahas mengenai hasil analisa geokimia dan analisa dinoflagelata dalam cakupan paleoekologi dan paleoenvironment. Manuskrip kelima membahas tentang keragaman polen dalam core sedimen laut dari wilayah Indonesia. Studi ini merangkum pengetahuan yang diperoleh selama meneliti core sedimen dari Laut Jawa dan dari studi perangkap sedimen di Samudera Hindia. Dalam bentuk atlas polen, kami memberikan hasil analisis secara rinci dari daftar taksa polen dan dilengkapi dengan foto mikro pada tingkat fokus yang berbeda. Hasil keseluruhan dari penelitian ini akan memberikan kontribusi pada pengetahuan tentang dinamika ekosistem dan sejarah alam di wilayah Indonesia dan dapat membantu investigasi paleoekologi dan paleo-iklim di masa depan secara lebih rinci.

Page generated in 0.0981 seconds